Pancuran Pitu, Puwokerto
(Wisata Alam belerang,pancuran tujuh)
Perjalanan ini berawal dari isenk sih. Kebetulan ada
undangan pernikahan salah satu sahabat di kota purwokerto. Pukul 06.00 pagi
perjalanan dari kota Yogyakarta menuju purwokerto sekitar 5 jam. Bukan karena
perjalanan macet tapi lebih dikarenakan sempat tersesat waktu diperjalanan
menuju TKP resepsi pernikahan. Berbekal GPS suara-suara sumbang teman-teman dan
ya jurus andalan yaitu bertanya orang dijalan.Akhirnya tiba di lokasi undangan
sekitar pukul 11.15 siang. Setelah menyantap makanan di pernikahan sahabat kami.
Usai shalat berjama’ah disalah satu masjid kampung, disana kami memutuskan
untuk mencari lokasi wisata setempat. Ibarat
kata sih mumpung dimari,sayang dilewatin aja.
Perjalanan
diteruskan menuju lokasi wisata purwokerto yaitu wisata Batu Raden. Membutuhkan
waktu sekitar 30 menit untuk sampai ketempat pemandian panas batu raden.
Sebenarnya
banyak wahana permainan sekitar taman batu raden. Seperti flying fox, jempatan
gantung, rafting dll. Tapi kami memilih untuk meneruskan jalan kaki ke tempat
wisata air pancoran tujuh.
Dengan
melewati beberapa jalur yang lumayan seram,karena agak sedikit kehutan-hutanan.
Ditambah dengan cuaca yang saat itu agak sedikirt mendung,sehingga pepohonan
yang rimbun menambah suasana seram disekitar perjalanan. Namun setelah tiba
dilokasi, kami sangat bahagia karena tempat tersebut memang panas. Airnya
maksudnya.
Benar-benar
alami. Air panas yang kata warga setempat adalah air asli pegunungan yang
mengalir dan pancoran tujuh bekas pemandian putri dan raja dahulu kala.
Mitosnya sih.
Disana
juga sudah disediakan tempat mandi permanen. Ada wathub/bak untuk mandi. Tapi sayang
tidak ada gayungnya sodara-sodara.mungkin kebetulan hari itu si gayung lagi
dipake nenek mandi. Jadi nenek gayung
donk.
Beberapa
teman perempuan mandi di area pemandian khusus di ruangan yang disediakan
dengan air panas yang mengalir melalui saluran pipa-pipa yang sudah diatur
sedemikian rupa. Dan beberapa teman lainnya memanjakan diri dengan maskeran
lumpur kuning ditambah dimanjakan dengan jasa tukang pijet berbagai usia. Jadi
luluran dan massage alam. Dan belerang yang terdapat disekitar pancuran dan
dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit terutama penyakit kulit.
Tapi bagiku itu tidak menyembuhkan penyakitku, karena penyakitku hanya sebatas
kejiwaan. Waa, sakit jiwa donk.
Bahkan
mitosnya siapa yang cuci muka di tujuh pancoran tersebut bisa awet muda. Aku
mencoba untuk membasuh mukaku. Bukan karena percaya mitos awet muda tapi aku
hanya ingin awet hidupnya. Lho?hehe…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar